Sakit dan Kematian
0leh: Hisyam Hidayatullah diadaptasi dari KH.Bachtiar Ahmad
Anakku, sekeras atau sehebat apapun rasa sakit atau penyakit yang diujikan Allah Ta’ala kepadamu, maka janganlah engkau sedikitpun merasa khawatir; Bahwa penyakit itu akan merenggut nyawamu. Sebab sesungguhnya kematian itu hanyalah hak Allah Ta’ala semata, karena hanya Dia-lah yang berhak untuk mematikan dan menghidupkan dengan segala kuasa dan kehendak-Nya sebagaimana Firman-Nya:
“Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.” (Q.S.At-Taubah: 116)
Dari firman di atas, kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta yang berada diantaranya oleh karena itu, hendaknya harta, tahta dan wanita/pria(suami/istri) hanya sebatas di tangan saja, jangan sampai ke hati nanti ketika berpisah akan membuat kurang ikhlas dan tidak ridho pada Alloh SWT, Naudzubillah.
“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.” (Q.S. Al-Hajj: 66)
Firman di atas diperkuat oleh hadis Qudsi: "WAMAN A'RODHO AN DZIKRII FAINNALAHU MAISYATANNDONKA, WANAHSURUHU YAUMAL QIYAMATI 'A'MA" kurang lebih: barangsiapa yang berpaling dalam mengingatKU(tidak sadar), maka sesungguhnya ia akan dibangkitkan dalam keadaan Buta. Naudzubillah....
Anakku, memang secara umum banyak orang yang mati setelah ditimpa penyakit atau karena sakit; akan tetapi tak sedikit pula yang tetap hidup setelah bertahun-tahun mengalami ujian sakit yang diberikan Allah kepadanya. Oleh sebab itu hendaklah engkau tetap bersabar dan tetap memohon pertolongan Allah Ta’ala disamping usaha lahiriah yang engkau lakukan untuk mendapatkan kesembuhan. Ingatlah engkau akan kisah Nabi Ayub ‘alaihissalam yang bertahun-tahun Allah uji dengan penyakit; kemudian Allah Ta’ala sembuhkan sebagaimana yang diterangkan Allah didalam Kitab-Nya:
“Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” // Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (Q.S. Al-Anbiya': 83-84)
Anakku, jika Allah Ta’ala sudah memutuskan seorang hamba harus mati; maka tanpa sebab sakitpun dirinya pasti akan mati sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Firman-Nya:
“Tiap-tiap umat mempunyai ajal (kematiannya); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al-A’raf: 34)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (Q.S.An-Nisaa’: 78)
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (Q.S. Al-An’am: 61)
Oleh sebab itu anakku, persiapkanlah dirimu sebaik mungkin, agar ketika kematian itu datang menjemputmu engkau tidak pernah merasa menyesal dihadapan Allah lantaran kematian yang merenggut semua kelezatan hidup yang tengah engkau rasakan seperti orang-orang kafir yang diterangkan Allah di dalam Kitab-Nya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia); // agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak; sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (Q.S.Al-Mu’minun: 99-100)
Anakku, semoga kiranya nasihatku ini bermanfa’at untuk memelihara iman dan keyakinanmu kepada Allah Ta’ala dan memperkuat kesabaranmu jika suatu ketika engkau diuji Allah dengan sesuatu penyakit.
Wallahua’lam
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua....
@pakcham
#yaasayyidiiyaarosulallooh
0leh: Hisyam Hidayatullah diadaptasi dari KH.Bachtiar Ahmad
Anakku, sekeras atau sehebat apapun rasa sakit atau penyakit yang diujikan Allah Ta’ala kepadamu, maka janganlah engkau sedikitpun merasa khawatir; Bahwa penyakit itu akan merenggut nyawamu. Sebab sesungguhnya kematian itu hanyalah hak Allah Ta’ala semata, karena hanya Dia-lah yang berhak untuk mematikan dan menghidupkan dengan segala kuasa dan kehendak-Nya sebagaimana Firman-Nya:
“Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.” (Q.S.At-Taubah: 116)
Dari firman di atas, kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta yang berada diantaranya oleh karena itu, hendaknya harta, tahta dan wanita/pria(suami/istri) hanya sebatas di tangan saja, jangan sampai ke hati nanti ketika berpisah akan membuat kurang ikhlas dan tidak ridho pada Alloh SWT, Naudzubillah.
“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.” (Q.S. Al-Hajj: 66)
Firman di atas diperkuat oleh hadis Qudsi: "WAMAN A'RODHO AN DZIKRII FAINNALAHU MAISYATANNDONKA, WANAHSURUHU YAUMAL QIYAMATI 'A'MA" kurang lebih: barangsiapa yang berpaling dalam mengingatKU(tidak sadar), maka sesungguhnya ia akan dibangkitkan dalam keadaan Buta. Naudzubillah....
Anakku, memang secara umum banyak orang yang mati setelah ditimpa penyakit atau karena sakit; akan tetapi tak sedikit pula yang tetap hidup setelah bertahun-tahun mengalami ujian sakit yang diberikan Allah kepadanya. Oleh sebab itu hendaklah engkau tetap bersabar dan tetap memohon pertolongan Allah Ta’ala disamping usaha lahiriah yang engkau lakukan untuk mendapatkan kesembuhan. Ingatlah engkau akan kisah Nabi Ayub ‘alaihissalam yang bertahun-tahun Allah uji dengan penyakit; kemudian Allah Ta’ala sembuhkan sebagaimana yang diterangkan Allah didalam Kitab-Nya:
“Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” // Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (Q.S. Al-Anbiya': 83-84)
Anakku, jika Allah Ta’ala sudah memutuskan seorang hamba harus mati; maka tanpa sebab sakitpun dirinya pasti akan mati sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Firman-Nya:
“Tiap-tiap umat mempunyai ajal (kematiannya); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al-A’raf: 34)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (Q.S.An-Nisaa’: 78)
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (Q.S. Al-An’am: 61)
Oleh sebab itu anakku, persiapkanlah dirimu sebaik mungkin, agar ketika kematian itu datang menjemputmu engkau tidak pernah merasa menyesal dihadapan Allah lantaran kematian yang merenggut semua kelezatan hidup yang tengah engkau rasakan seperti orang-orang kafir yang diterangkan Allah di dalam Kitab-Nya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia); // agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak; sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (Q.S.Al-Mu’minun: 99-100)
Anakku, semoga kiranya nasihatku ini bermanfa’at untuk memelihara iman dan keyakinanmu kepada Allah Ta’ala dan memperkuat kesabaranmu jika suatu ketika engkau diuji Allah dengan sesuatu penyakit.
Wallahua’lam
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua....
@pakcham
#yaasayyidiiyaarosulallooh
Amin semoga bermanfaat bg kita semua ustad
ReplyDeleteAmin semoga bermanfaat bg kita semua ustad
ReplyDelete